Ad Maiorem Dei Gloriam

Ad Maiorem Dei Gloriam
Yen sira durung uninga, takokna guru kang yekti, kang wus putus kawruh mring kasidan jati, budha budine yekti, kang kok anut rinten dalu, ing ngendi dunungira, lawan asalira nguni, yen wus laya ing ngendi iku dunungana.

Jumat, 19 Agustus 2011

St. Susento Tutup Usia 1 - 斯蒂芬 林永宽 (Stephanus Liem Yung Gwan)

St. Susento Tutup Usia 1 - 斯蒂芬 林永宽 (Stephanus Liem Yung Gwan)




Mengenang Stephanus Susento
USD | 18 August 2011 | 15:58 WIB

 

Mengenang Stephanus Susento :: usd.ac.id
Di saat bangsa Indonesia merayakan HUT RI, Universitas Sanata Dharma kehilangan seorang putra terbaiknya. Dr. Stephanus Susento, M.S. telah kembali ke pangkuan Bapa di Surga pada tanggal 17 Agustus 2011, pukul 11.05 WIB. Setelah menjalani peziarahan di dunia selama 49 tahun, dosen Pendidikan Matematika ini kini telah dibebaskan dari hiruk pikuk dunia untuk menikmati kemerdekaan dan ketenangan dalam kehidupan yang abadi.

Dalam misa pemberangkatan jenasah di Kapel Belarminus, Kampus USD Mrican (Kamis, 18/8), Romo Dr. Frans Susilo, SJ menyampaikan kesan-kesannya sebagai seorang dosen, rekan kerja, dan sahabat. Yang pertama, pak Sento adalah seorang yang santun. Kesantunan ini selalu nampak baik kepada sesama rekan kerja maupun juga kepada para mahasiswa. Kedua, beliau adalah seorang yang cerdas. Saat belajar pada jenjang D1, pak Sento memiliki Indeks Prestasi 4. Jenjang S1 dan S2 lulus dengan pujian (Cum Laude). Demikian juga saat memperoleh jenjang S3 di Surabaya. Ketiga, pak Sento adalah seorang yang selalu ingin maju, menjadi unggul dan mencapai hasil yang maksimal dapat dicapai. Keempat, pak Sento adalah seorang pekerja keras. Di tengah kesibukannya yang luar biasa, beliau tetap rela membagikan ilmu dan ketrampilan tidak hanya di USD tetapi juga kepada guru-guru di seluruh tanah air.

Jenasah diberangkatkan menuju rumah duka di Sidomulyo, RT 6 RW 2, Sanan, Tirtomartani, Kalasan, untuk selanjutnya dimakamkan di Sasanalaya Sanan, Tirtomartani, Kalasan, ꧁  ꧂. Suasana di rumah duka dipadati oleh para mahasiswa yang ingin menghantarkan jenasah sampai ke peristirahatan terakhirnya. Menurut Dewi, salah seorang mahasiswa Pendidikan Matematika USD, pak Sento adalah seorang dosen yang sabar dan menyenangkan. Kebanyakan mahasiswa tidak tahu kalau sebenarnya beliau telah mengidap penyakit dalam. "Beliau tidak mengeluh, hanya akhir-akhir ini sudah tidak kuat kalau harus berjalan melalui tangga", demikian tambahnya.

Selamat  jalan pak Sento. Selamat berpulang ke rumah Bapa. Keteladananmu akan selalu hidup dalam hati kami. (BST)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar